
Sustainability and Fire Head RAPP, Inra Gunawan mengatakan setelah mengalami kekeringan karena tidak adanya curah hujan selama beberapa hari, kondisi tinggi muka air di lahan hutan tanaman gambut mengalami
penurunan beberapa milimeter setiap harinya, dikarenakan adanya proses evaporasi dan transpirasi dari tanaman. Meski kondisi ini belum begitu parah, ditambahkan Inra, namun haruslah tetap diwaspadai demi menjaga lahan gambut tetap basah dan terhindar dari bahaya kebakaran.
"Memang belum kritis, tapi kita tetap harus siap-siap mengingat saat ini masih dalam situasi musim panas yang diperkirakan akan berlangsung hingga Maret ini," kata Inra.
Dalam praktek terbaiknya, RAPP menetapkan standar tinggi muka air hutan tanamannya di lahan gambut agar berada di bawah angka 80 cm dari permukaan tanah. Menurut Ahli Gambut RAPP, Dr. John Bathgate, air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting bagi kesuburan dan keberlangsungan lahan gambut.
"Ini adalah kondisi musim yang paling kering dari yang pernah saya temui dalam beberapa tahun belakangan ini," ujar pria yang sudah 14 tahun berkecimpung di perusahaan ini.
Pemompaan awal kali ini dilakukan dengan menggunakan dua unit mesin pompa khusus pemadam kebakaran lahan yang mampu memompa air sebanyak 3 meter kubik atau sekitar 3.000 liter air per menitnya. Air tersebut dipompa dari sungai ke zona air lahan gambut yang dikelilingi oleh dam atau kanal.
"Setelah air dipompa selama 48 jam dari aliran sungai melewati tanggul pembatas yang tepat berada di sebelah kanal, kita baru mengetahui apakah proses evaporasi akan kembali normal, " ungkap John.
Tahapan berikutnya adalah mengerahkan alat pompa dengan kapasitas 43 meter kubik atau sekitar 43.000 liter air per menit untuk mengalirkan air dari Sungai Kampar ke kanal utama dengan menggunakan pipa khusus berukuran besar sepanjang beberapa kilometer. Prioritas utama dari upaya ini adalah untuk menjaga tingkat kedalaman air di kanal sehingga transportasi kapal barging terus berjalan.
Hal ini sangat penting bagi kegiatan penanaman di kawasan hutan tanaman dan untuk mencukupi kebutuhan air yang cukup besar dalam mencegah terjadinya kebakaran akibat lompatan api dari lahan masyarakat yang terbakar. Ketersediaan air yang cukup ini juga bisa dimanfaatkan untuk area tanaman yang baru saja ditanam mengingat tanaman baru tersebut sangat rentan terbakar karena kekeringan.
Menjaga kelembaban di lahan gambut merupakan tanggung jawab utama RAPP. Tanggung jawab tersebut sangatlah penting demi menjaga kelestarian lingkungan di Indonesia, menjaga produktifitas tanah dan tanaman melalui pengelolaan hutan secara lestari.
sumber : http://riauterkini.com
Artikel Terkait:
Pelalawan
- Bejat, Gadis 8 Tahun Dicabuli di Teras Rumah Bersalin
- Bandar Seikijang Raih Juara Umum MTQ ke XIII Tingkat Kabupaten Pelalawan
- Korban Tenggelam Di Tanjung Putus Sungai Kampar Pelalawan Berhasil Ditemukan
- Tiba di Kabupaten Meranti, Julia Perez Disambut Teriakan "Aku Rapopo"
- Lagi,SBT Pelalawan Lebih Tingkatkan Kebersamaan Antaranggota
- Mencari Ikan di Sungai Batang Napuh, Warga Pelalawan Kritis Diserang Buaya
Berita Terkini
- Gubernur Riau Kukuhkan Paskibra Provinsi Riau
- Prediksi Final Piala Dunia 2014 Germany VS Argentina
- Germany Menang Telak 7-1 Hadapi Brazil
- Bejat, Gadis 8 Tahun Dicabuli di Teras Rumah Bersalin
- Bandar Seikijang Raih Juara Umum MTQ ke XIII Tingkat Kabupaten Pelalawan
- Lulus SMA, Warga UEA Harus Ikut Wajib Militer
0 komentar :
Posting Komentar