Partai Gerindra tidak menghiraukan hasil survei Laboratorium Psikologi
Politik Universitas Indonesia yang menyebutkan Prabowo Subianto sebagai
tokoh yang paling ditolak hingga 20 persen.
"Intinya kami tidak mempermasalahkan hasil survei tersebut, kami juga bisa membuat 20 survei yang menyebutkan Pak Prabowo di atas rangkingnya saat ini," kata Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi, di Jakarta, Kamis (2/1).
Dia menilai lembaga survei bisa mengarahkan pertanyaan kepada responden, misalnya siapa pelaku perusak lingkungan.
Selain itu menurut dia, pertanyaan itu bisa menjurus kepada sesuatu yang tidak ada bukti sama sekali seperti menonjolkan masalah Hak Asasi Manusia (HAM).
"Sehingga nanti arahnya bisa terkumpul bahwa pelanggaran itu adalah hal yang paling ditolak. Jadi kalau dari survei itu ditolak 20 persen berarti 80 persen meneriam Prabowo," ujarnya.
Suhardi menilai hasil survei dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi partainya namun bukan satu-satunya ukuran. Dia mengatakan partainya menekankan kerja partai dalam memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.
"Tentu saja kami memiliki internal survei untuk memastikan berapa perolehan suaranya (Prabowo)," katanya.
Menurut dia, tujuan survei bisa saja untuk pencitraan dari sponsor pembuat survei.
Survei Laboratorium Psikologi Politik UI itu melibatkan penilaian dari 61 pakar, tokoh yang paling ditolak adalah Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dengan 20 persen suara.
Berturut-turut tokoh berikutnya yang juga ditolak para responden adalah Rhoma Irama (18 persen), Aburizal Bakrie (18 persen), Megawati Soekarnoputri (7 persen), Pramono Edhie Wibowo (3 persen), dan Wiranto (3 persen). Sementara sebanyak 31 persen menjawab tokoh-tokoh lain yang masing-masing berpresentase kecil.
Laboratorium Psikologi Politik UI menilai saat ini masyarakat memerlukan wajah-wajah baru dan berusia muda dan tokoh lama dinilai tidak memiliki prestasi yang mengesankan.
Selain itu penolakan publik terhadap tokoh-tokoh lama, khususnya dianggap bermasalah dalam integritas. Prestasi masa lalu juga tidak mengesankan dan tidak lagi jadi inspirasi Indonesia.
http://www.asatunews.com
"Intinya kami tidak mempermasalahkan hasil survei tersebut, kami juga bisa membuat 20 survei yang menyebutkan Pak Prabowo di atas rangkingnya saat ini," kata Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi, di Jakarta, Kamis (2/1).
Dia menilai lembaga survei bisa mengarahkan pertanyaan kepada responden, misalnya siapa pelaku perusak lingkungan.
Selain itu menurut dia, pertanyaan itu bisa menjurus kepada sesuatu yang tidak ada bukti sama sekali seperti menonjolkan masalah Hak Asasi Manusia (HAM).
"Sehingga nanti arahnya bisa terkumpul bahwa pelanggaran itu adalah hal yang paling ditolak. Jadi kalau dari survei itu ditolak 20 persen berarti 80 persen meneriam Prabowo," ujarnya.
Suhardi menilai hasil survei dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi partainya namun bukan satu-satunya ukuran. Dia mengatakan partainya menekankan kerja partai dalam memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.
"Tentu saja kami memiliki internal survei untuk memastikan berapa perolehan suaranya (Prabowo)," katanya.
Menurut dia, tujuan survei bisa saja untuk pencitraan dari sponsor pembuat survei.
Survei Laboratorium Psikologi Politik UI itu melibatkan penilaian dari 61 pakar, tokoh yang paling ditolak adalah Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dengan 20 persen suara.
Berturut-turut tokoh berikutnya yang juga ditolak para responden adalah Rhoma Irama (18 persen), Aburizal Bakrie (18 persen), Megawati Soekarnoputri (7 persen), Pramono Edhie Wibowo (3 persen), dan Wiranto (3 persen). Sementara sebanyak 31 persen menjawab tokoh-tokoh lain yang masing-masing berpresentase kecil.
Laboratorium Psikologi Politik UI menilai saat ini masyarakat memerlukan wajah-wajah baru dan berusia muda dan tokoh lama dinilai tidak memiliki prestasi yang mengesankan.
Selain itu penolakan publik terhadap tokoh-tokoh lama, khususnya dianggap bermasalah dalam integritas. Prestasi masa lalu juga tidak mengesankan dan tidak lagi jadi inspirasi Indonesia.
http://www.asatunews.com
Artikel Terkait:
0 komentar :
Posting Komentar