
Dalam studi yang dipublikasikan di PLos ONE, para peneliti menemukan jumlah bakteri paling banyak ada pada selaput yang pecah. Jika bakteri merupakan penyebab ketuban pecah dini, maka para peneliti akan mengembangkan pengobatan baru untuk itu.
"Kemungkinan bisa diobati dengan antiobiotik, kemudian diupayakan pengurangan risiko pecah ketuban dini," kata penulis studi dari Associate Professor of Obstetrics and Gynocology di Duke University School of Medicine, Amy Mutha, seperti dikutip Fox News, Jumat (10/1/2013).
Artikel Terkait:
0 komentar :
Posting Komentar