Google Earth
yang merupakan layanan pemetaan digital dari Google dinilai oleh Iran
sebagai sebuah aplikasi yang banyak didalangi oleh pihak intelejen dari
negara tertentu. Sehingga kemungkinan besar data-data yang diperoleh
Google Earth dari seluruh dunia bisa dimanfaatkan oleh pihak tersebut
untuk memata-matai berbagai negara. Karena itulah pemerintah menggagas
sebuah proyek pemetaan digital 3D yang menyerupai Google Earth namun
dengan konsep yang lebih “Islami”.
Terkait dengan konsep Islami yang akan
diterapkan pada Basir ini, Nami mengungkapkan bahwa pengembangan layanan
pemetaan ini akan berpedoman pada pandangan Islam yang berlaku di Iran.
Nilai-nilai Tuhan yang dimiliki Iran disebut Nami akan menjadi
perbedaan antara layanan pemetaan Basir dengan Google Earth.
Dalam proyek besar ini, pemerintah Iran mengharapkan bahwa Basir bisa
menjadi layanan nasional namun mencakup informasi secara global. Nami
juga menyebutkan bahwa Basir bisa digunakan dalam skala global secara
aman.
Nami juga memberikan pernyataan bahwa
meskipun terlihat bahwa Google Earth menyediakan layanan penyediaan
informasi pada pengguna di seluruh dunia, faktanya adalah di belakangnya
ada badan intelejen yang memanfaatkan semua informasi tersebut. Nami
menganggap bahwa Google Earth merupakan sarana yang digunakan oleh
intelejen suatu negara untuk secara diam-diam melakukan mata-mata pada
sebuah negara tertentu. Pemerintah Iran memang semakin serius untuk
menciptakan kemandirian dalam dunia internet dengan memperkuat layanan
internet nasional dan kemungkinan menarik diri dari internet global.
Sebelum proyek pemetaan Basir yang ditujukan untuk menggantikan Google
Earth ini, Iran juga telah membuat server email sendiri hingga memblokir
akses terhadap beberapa jejaring sosial.
Artikel Terkait:
0 komentar :
Posting Komentar